"Sekarang ini kita mencoba untuk bisa memberikan lagi keringanan dan kemudahan berupa insentif yang terkait dengan bidang ESDM, di mana kita sudah melakukan perbandingan dengan negara-negara yang ada di sekitar kita," tuturnya.
Arifin menilai Indonesia masih kalah agresif dibandingkan negara lain di kawasan ASEAN dalam memberikan insentif kepada para investor migas. Dia mencontohkan negara seperti Brasil berhasil mendapatkan temuan besar karena adanya pemberian insentif yang lebih baik.
"Di sisi lain, KKKS besar ini sudah mulai mengalihkan perhatiannya pada energi baru terbarukan (EBT). Kemudian adanya temuan besar seperti di Brasil yang disebabkan pemberian insentifnya yang lebih baik," jelasnya. (RAMA)