Tapi utang perusahaan juga menumpuk. Evergrande mulai meminjam lebih dari USD200 miliar dari 2014 hingga 2020 saja. Dalam periode yang sama, kekayaannya bertambah sebesar USD30 miliar, sebagian dari dividen di saat perusahaannya semakin terlilit utang.
Saat utang Evergrande mulai meningkat pada 2014, begitu pula dengan kekayaan Hui. Menurut Forbes, kekayaannya bertambah hingga mencapai USD36,2 miliar pada 2019. Pada tahun yang sama, utang Evergrande juga melonjak USD42,8 miliar.
Melansir Newsweek, pada 2018, Brand Finance menyebutnya sebagai perusahaan properti paling berharga di dunia. Dengan kepemilikan 70% saham di Evergrande, mendorongnya menjadi orang terkaya ke-53 di dunia dan ke-10 di China.
Saat Evergrande mencapai puncaknya, Hui menjadi orang terkaya kedua di Asia. Menurut Bloomberg Billionaires Index, kekayaannya saat itu mencapai USD42 miliar.
Seiring bertambahnya kekayaan, Hui berinvestasi pada produsen mobil listrik dan mengakuisisi salah satu tim sepak bola paling sukses dari Guangzhou.