Pendapatan hulu migas Exxon yang berbasis di Amerika Serikat mencapai USD4,2 miliar, dibandingkan dengan USD17,1 miliar di pasar non-AS, menurut laporan Exxon pada 2023.
Dalam laporan pendahuluan Exxon di SEC, perusahaan mengeluhkan bahwa perbandingan antara jumlah pembayaran yang dilakukan di Amerika Serikat dan di luar negeri merupakan hal yang tidak adil. Mereka menyatakan bahwa pembayaran kepada pemerintah Amerika Serikat mencapai USD6,6 miliar tahun lalu jika dihitung dengan memasukkan lebih dari USD4 miliar pajak negara bagian dan lokal yang tidak diperhitungkan dalam peraturan.
Sementara itu, Chevron membayar USD14,6 miliar kepada pemerintah asing pada 2023, termasuk USD4 miliar untuk Australia. Perusahaan hanya membayar USD2 miliar di Amerika Serikat, menurut keterbukaan informasi tersebut.
Seorang juru bicara Chevron menyatakan bahwa biaya operasional perusahaan di dalam negeri bisa jauh lebih rendah dibandingkan dengan biaya operasional migas di luar negeri.
Dalam kepemilikan Chevron di Cekungan Permian, misalnya, yang memiliki luas sekitar 2,2 juta hektare, terdapat sekitar 75 persen dari total lahan tersebut hanya diharuskan membayar royalti yang rendah atau bahkan tidak ada sama sekali. Para eksekutif Chevron melihat hal tersebut sebagai keuntungan besar yang dapat menciptakan nilai bagi pemegang saham, menurut perusahaan saat menyampaikan presentasi.