Jika sumber daya itu berhasil dikonversi menjadi cadangan, umur tambang Freeport dapat diperpanjang hingga 25 tahun lagi, dengan asumsi tingkat produksi saat ini mencapai 75 juta ton bijih per tahun.
Meski potensinya besar, Tony menegaskan sumber daya tersebut belum dapat dikategorikan sebagai cadangan karena belum melalui proses eksplorasi lanjutan, studi kelayakan, dan desain teknis tambang.
"Untuk mengubah sumber daya menjadi cadangan perlu eksplorasi menyeluruh. Prosesnya bisa memakan waktu 10 sampai 15 tahun, termasuk eksplorasi, engineering design, feasibility study, sampai pembangunan terowongan-terowongan," ujar Tony.
Freeport, kata dia, belum memulai eksplorasi intensif karena cadangan yang ada saat ini masih mencukupi kebutuhan operasi hingga 2041.
"Itu (eksplorasi) tidak kami lanjutkan. Kenapa belum? karena kan cukup masih sampai 2041, berarti saya tidak bisa justified untuk spending," ujar dia.
Namun, Tony menegaskan bahwa potensi 3 miliar ton ini merupakan peluang jangka panjang yang dapat menjamin keberlanjutan operasi Freeport di Papua setelah izin IUPK berakhir.
(NIA DEVIYANA)