Dirinya mencontohkan kedelai di Amerika Serikat, untuk satu hektar bisa menghasilkan empat ton. Kalau di Indonesia karena masih tradisional, satu hektar hanya menghasilkan 1,5 ton, maksimal dua ton.
Kemudian dia juga mengeluhkan semakin turunnya kontribusi kedelai lokal pada produksi tahu dan tempe nasional. Penurunan yang konsisten terjadi dalam setidaknya tiga tahun terakhir, dari yang awalnya 500.000 ton kini menjadi 300.000 ton.
"Walaupun masih untung, kedelainya tetap ada walaupun lebih mahal. Kedelainya tetap ada sehingga masih tetap bisa berproduksi," jelasnya.
(SANDY)