"Kita memiliki BUMN dan lerusahaan dalam negeri yang punya kemampuan membangun pabrik vaksin. Harusnya Indonesia bisa membangun sendiri tanpa bergantung dengan negara lain," ujarnya.
Anggota Komisi I DPR ini juga menilai, pemerintah harusnya bisa mengutamakan vaksin buatan dalam negeri yang tidak kalah kualitasnya dengan produk negara lain. "Kita memiliki vaksin buatan dalam negeri yang bisa menyamai vaksin dari luar. Mengapa harus mengembangkan produk dari luar padahal kita memiliki produk vaksin dalam negeri?," tukas Syarief.
Mantan Menteri Koperasi dan UMKM ini menegaskan, pemerintah harus memiliki kebijakan keberpihakan dan membantu pengembangan antara lain Vaksin Nusantara yang digagas dr. Terawan Agus Putranto dan juga Vaksin Merah Putih.
"Pemerintah harusnya lebih fokus mengembangkan vaksin merah putih dan membantu pengembangan vaksin nusantara yang digagas oleh dr. Terawan yang murni buatan dalam negeri," tegasnya.
Apalagi, kata dia, Turki mulai melirik vaksin nusantara milik dr. Terawan. Bahkan dalam berbagai sumber menyebutkan, mereka berencana akan memesan 52 juta Vaksin Nusantara. Harusnya vaksin ini yang di kembangkan di Indonesia dan sudah seharusnya pemerintah menghargai vaksin karya anak negeri.