Dia menyampaikan pada program ini, UKM terpilih akan diberikan pembinaan secara langsung oleh tenaga ahli Kanada dan diikutsertakan pada program misi dagang, misi dagang virtual, misi pembelian, serta pameran dagang di Kanada dan Amerika Serikat.
UKM juga mendapat fasilitas melalui program Market Entry Study mengenai strategi untuk memasuki pasar Kanada, pembinaan bagi Trade Support Institutions (TSIs) melalui pembinaan lokal trainer pada Training of Trainers (ToT), lokal Gender Equality and Social Inclusion (GESI), serta konsultasi melalui lokakarya peningkatan kapasitas untuk anggota dewan dan manajemen TSIs.
“Situasi bisnis global di era ini telah bergeser ke fase baru dimana kreatifitas dan inovasi menjadi hal yang harus ditekankan. Konsumen memiliki banyak sekali pilihan dan menjadi lebih selektif dalam memilih produk. Pemasok dituntut lebih keras dalam menghadirkan sebuah produk, baik dengan membangun relasi yang baik dengan konsumen, serta peduli dengan isu gender dan lingkungan,” terang Kasan.
Produk makanan, khususnya makanan olahan merupakan salah satu produk unggulan untuk mendukung pertumbuhan sektor perdagangan di Indonesia.
Pada Januari—Oktober 2020, ekspor makanan olahan Indonesia tercatat sebesar USD 6,16 miliar. Sementara di pasar Kanada, pada 2020 ekspor makanan olahan Indonesia tercatat USD 34,39 juta atau naik 38,84 persen dibanding tahun sebelumnya.