IDXChannel - Perang antara Rusia dan Ukraina belum juga usai. Tensi konflik antar kedua negara justru semakin memanas dengan adanya ancaman serangan nuklir yang dilontarkan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Akibat perang tak berkesudahan ini, ekonomi Ukraina jeblok sekira 30 persen pada tiga kuartal pertama 2022 dibanding periode yang sama tahun lalu.
Mengutip iNews dari Reuters, Minggu (9/10/2022), Kementerian Ekonomi Ukraina menyebut, penurunan ini sebagian besar disebabkan invasi Rusia ke negaranya.
Selain invasi, cuaca buruk pada September turut memperlambat laju panen dan memengaruhi pergerakan ekonomi Ukraina, seperti halnya gangguan pasokan dari pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia. Ukraina dan Rusia saling menuduh menembaki fasilitas itu.
Sementara itu, ekspor Ukraina tercatat melonjak 23 persen pada September dari sebelumnya Agustus ke level tertinggi sejak perang dimulai pada Februari. Salah satu yang mempengaruhi kenaikan ini adalah kesepakatan yang di tengahi internasional yang memungkinkan pengiriman biji-bijian dari pelabuhan Laut Hitam.
"Situasi di garis depan membaik pada September, tetapi musuh terus menembaki wilayah Ukraina, yang memberi tekanan pada sentimen bisnis dan logistik," tulis keterangan Kementerian Ekonomi Ukraina.
Kementerian Ekonomi Ukraina juga mengatakan, penghancuran beberapa fasilitas produksi, infrastruktur, tempat tinggal, hingga ketidakpastian tentang berapa lama perang akan berlangsung turut menghambat pembangunan dan menunda pemulihan ekonomi Ukraina.
Sekadar informasi, pada Juli 2022, Bank Sentral Ukraina mengatakan, ekonomi dapat menyusut sepertiga pada tahun 2022 dan diperkirakan akan tumbuh antara 5 persen dan 6 persen pada tahun 2023 dan 2024.
(FAY)