Untuk Jepang sendiri, jika pengiriman gas terlewat, akan berimbas pada pemadaman listrik saat musim dingin. Padahal negara ini merupakan pembeli gas terbesar dari Sakhalin, dengan pasokan sekitar 9% dari proyek tersebut.
“Tanpa Sakhalin, Asia Timur Laut harus menyeret lebih banyak kargo dari Eropa, mengintensifkan perebutan gas antara Asia dan Eropa menuju musim dingin yang dapat mengirim harga LNG ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata seorang analis energi di Credit Suisse Group AG, Saul Kavonic, melalui Bloomberg pada Rabu (24/8/2022).
Sebelumnya, Presiden Vladimir Putin juga telah memperketat aset energi Rusia ke Eropa karena kebutuhan membuat persenjataan. Sehingga dengan pembatasan ini akan meningkatkan persaingan antara Asia Timur dan Eropa.
Pemasok gas alam di Belanda sebagai patokan Eropa, mengalami kenaikan harga sebesar 2,6% menjadi USD80 juta unit termal Inggris. Menurut Kavonic, persaingan antara Asia Timur dan Jerman tentu dapat mengakibatkan kenaikan harga melebihi USD100 juta.
Padahal, Sakhalin Energy sangat ingin mencari pembeli baru. Namun perusahaan ini tidak dapat berpartisipasi dalam penjualan tanpa adanya penandatangan perjanjian pembelian yang direvisi.