Menurutnya, kemampuan berpikir kritis sangat dibutuhkan untuk memilah informasi yang valid dari yang menyesatkan, terutama agar generasi ini terhindar dari keputusan finansial yang berisiko.
“Di tengah tsunami informasi saat ini, sikap kritis sangat diperlukan. Kita harus selalu cek data dan verifikasi sumber dengan teliti, karena hal ini akan membantu kita terhindar dari keputusan finansial yang merugikan,” tegasnya.
Santi juga mengingatkan bahaya Fear of Missing Out (FOMO) yang sering kali memicu kebiasaan buruk dalam pengelolaan keuangan.
“FOMO sering mendorong keputusan impulsif yang justru merugikan, seperti membeli barang-barang viral tanpa pertimbangan matang. Kebiasaan ini bisa jadi bumerang karena menumbuhkan dorongan untuk selalu mengikuti arus,” ujarnya.
Ia menasihati agar Gen-Z tidak mudah terpengaruh tren tanpa memahami risikonya dan lebih selektif dalam membuat keputusan keuangan.