IDXChannel - Terkait harga mobil listrik yang masih cukup mahal, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, perlu adanya kebijakan fiskal agar mobil listrik bisa menjadi lebih terjangkau oleh masyarakat.
"Selain itu, jika memungkikan pemerintah bisa memberikan stimulus bagi masyarakat yang akan membeli mobil listrik sehingga semakin menarik untuk menggunakan mobil listrik," pungkasnya kepada MNC Portal Indonesia, Senin (4/4/2022).
Selain itu, desain mobil listrik juga kebanyakan belum diminati oleh masyarakat Indonesia yang lebih menyukai MPV dan dapat memuat penumpang dengan jumlah yang banyak. Oleh karenanya, hal ini dapat menjadi perhatian pemerintah dan industri otomotif.
Mamit membeberkan, dengan menggencarkan penggunaan mobil listrik, Indonesia bisa mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan. Jika tidak ada upaya untuk mengurangi populasi mobil konvensional, maka sektor transportasi akan menyumbang sebesar 0.28 milyar tCO2e/tahun dan 0.86 milyar tCO2e/tahun pada 2060.
"Dengan 1 liter BBM dengan jarak tempuh 10 km maka akan dihasilkan 2,6 kg CO2, sedangkan untuk 1 kWh mobil listrik dengan jarak tempuh 10 km menghasilkan 1,27 kg CO2," katanya.
Lanjutnya, selain emisi CO2 yang dihasilkan lebih sedikit, biaya yang dikeluarkan mobil listrik juga terkangkau. Untuk 1kWh daya mobil listrik dihargai sebesar Rp 1.500, setara dengan 1 liter BBM seharga Rp 12.500.
Manfaat lain dari peningkatan populasi mobil listrik yaitu bisa mengurangi impor BBM yang saat ini jumlahnya sangat signifikan. Impor BBM yang sangat besar ini bisa menekan mata uang rupiah terhadap dollar AS dan juga bisa menyebabkan terjadinya inflasi akibat kenaikan harga barang karena pelemahan mata uang rupiah ini.