Vice President Corporate Communication Transmart, Satria Hamid mengatakan, kondisi yang terjadi pada gerai transmart disebabkan oleh efek pandemi yang mendorong masyarakat jadi malas berbelanja di toko offline. Sehingga, gerai-gerai Transmart tidak mampu bertahan dan ada yang ditutup.
"Yang pasti ini (masalah) serius, bahwa memang kita dihadapkan di masa pandemi itu sendiri. Bisa dibilang biang keroknya lah. Jadi opsi tutup itu adalah serangkaian opsi terakhir yang kita lakukan untuk sebuah toko," ujar Satria saat dihubungi MNC Portal Indonesia.
Sekedar informasi, sepanjang 2022 tercatat sebanyak 12 gerai Transmart yang sudah gulung tikar, terbanyak terjadi di Jakarta dan Batam. Sementara, di 2023 belum ada laporan penutupan.
(FAY)