"Teknologi GSM-R ini adalah yang paling mapan dan sudah terbukti dari berbagai sisi untuk digunakan pada kereta api cepat, terutama dari sisi keamanan. Teknologi ini stabil dari sisi proteksi terhadap interferensi frekuensi," jelas Indra dalam keterangannya, Kamis (23/9/2021).
Adapun teknologi lainnya yang berbasiskan LTE, tambah Indra, sampai saat ini masih dalam tahap pengembangan.
"China Railway baru melakukan tahapan pengembangan teknologi LTE untuk mendukung pengoperasian kereta api cepat. Untuk sampai dengan tahapan implementasi, masih membutuhkan waktu yang cukup lama serta biaya yang sangat besar untuk proses migrasi dari GSM-R ke LTE-R atau 5G-R," jelasnya.
Indra juga menjelaskan, selain penggunaan frekuensi GSM-R, Kereta Api Cepat Jakarta-
Bandung dilengkapi dengan backup system dalam teknologi kontrol sistem perkeretaapian. Backup system ini disiapkan sebagai langkah antisipasi jika terjadi gangguan persinyalan pada frekuensi GSM-R.
Dia menerangkan, saat persinyalan "turun" ke backup system, konsekuensinya adalah kecepatan jelajah maksimum kereta akan
berkurang dari 350 km/jam menjadi 300 km/jam. Dapat dikatakan, kata Indra, aspek keamanan pada perjalanan Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung sudah diperhitungkan dengan matang, termasuk jika terdapat gangguan sinyal GSM-R di perjalanan.