"Jadi di mana makna penghargaan beras tersebut?" ucapnya.
Lanjut Dwi, bahkan yang seharusnya saat Indonesia mengalami fenomena La Nina atau iklim kemarau basah bisa mendorong produksi padi lumayan tinggi tetapi tidak terjadi.
"Tahun 2020 sampai dengan saat ini kita mengalami fenomena La Nina. Peristiwa La Nina itu pada dasarnya selalu meningkatkan produksi cukup tajam. Yang paling rendah peningkatan produksi akibat La Nina paling itu tahun 2007 sebesar 4,7% lalu tertinggi tahun 2016 sebesar 9,6%. Lah kok di tahun 2020 hanya naik 0,09 %. Malah di tahun 2021 yang saat itu terjadi La Nina produksinya turun," ujarnya.
(FRI)