IDXChannel - Ahli mikrobiologi dan pemerhati vaksin, Prof. Dr. apt. Maksum Radji, M. Biomed, Guru Besar (purnabakti) Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FF UI) mengatakan replikasi varian omicron pada saluran pernafasan 10x lebih cepat dari varian yang lain. Meskipun demikian, di paru-paru replikasinya lebih lambat yang menyebabkan varian omicron lebih cepat menular namun keparahannya tidak signifikan.
Dia mengatakan, mutasi virus adalah hal normal terjadi pada proses replikasi virus, dan tidak semua mutasi menyebabkan virus menjadi lebih berbahaya. Dari data yang ada, rata-rata hanya 4% mutasi yang membuat virus lebih berbahaya. Infeksi virus yang berbeda pada saat bersamaan juga berpotensi menyebabkan mutasi pada virus.
"Virus tersebut membutuhkan inang untuk replikasi, sehingga tujuan vaksinasi untuk mencapai herd immunity yang memberi kekebalan inang, sangat penting," kata Maksum melalui kanal Youtube FFUI, yang dikutip dari siaran pers Minggu (26/12/2021).
Ia menyampaikan pemaparan tersebut pada acara talkshow bertema “Virus Corona Varian Omicron: Apa dan Bagaimana Menghadapinya”, yang diselenggarakan oleh FF UI. Acara tersebut menghadirkan 3 narasumber ahli, yaitu Prof. Maksum Radji, Tri Kusumaeni, S.Si., M.Pharm., dan dr. Hario Baskoro, Sp.P., Ph.D.
Varian Omicron mengalami mutasi signifikan pada gen S pembentuk spike virus. Salah satu tanda awal pada pemeriksaan PCR bahwa seseorang terinfeksi varian omicron adalah hasil PCR pada gen S tidak menunjukkan hasil positif, namun gen nukleokapsid dan envelope positif.