IDXChannel - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati memperingatkan, kondisi ekonomi global di 2023 masih akan dipenuhi gejolak ketidakpastian. Ancaman inflasi yang tinggi dan resesi global sudah mulai nampak.
Menghadapi situasi penuh ancaman tersebut, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menegaskan, APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) harus segera dalam kondisi sehat.
"APBN di 2023 harus segera sehat, karena kalau APBN masih bekerja berlebihan atau excessive, Indonesia akan semakin terekspos dengan risiko inflasi tinggi dari global," ujar Sri Mulyani dalam Seminar Nasional Badan Keahlian Sekretariat Jenderal DPR di Jakarta, Rabu (19/10/2022).
Dia mengatakan, APBN merupakan sebuah instrumen countercyclical dan shock absorber yang kemudian menjadi bantalan pelindung masyarakat dari dampak pandemi Covid-19 serta menjaga daya belinya. Namun, penerimaan negara juga terkontraksi di masa itu karena melemahnya aktivitas ekonomi.
"Kala pandemi itu, defisit APBN sampai melebar hingga 6,09% terhadap PDB di 2020. Di 2021, defisit ini menyusut menjadi 4,65%, disusul pada target penyusutan jadi 4,5% di 2022. Tapi, dengan tren surplus neraca dagang yang masih berlanjut, kita optimis defisit APBN bisa 3,92% hingga akhir tahun," ungkap Sri Mulyani.
Dengan latar belakang tersebut, maka defisit APBN 2023 ditargetkan hanya sebesar 2,84%. Dia mengingatkan bahwa penyehatan APBN 2023 diperlukan agar Indonesia bisa siap menghadapi berbagai tantangan gejolak global ke depannya.
"APBN ini perlu dijaga dan dikelola secara kredibel pula untuk menjaga kepercayaan investor, pemegang surat utang negara (SUN), dan lembaga pemeringkat utang. Kita perlu berkaca pada pengalaman Inggris yang tidak kredibel dalam mengelola APBN-nya, sehingga menyebabkan ekonominya terguncang," pungkas Sri Mulyani.
(FAY)