IDXChannel - Pre IOG SCM & NCB Summit 2024 digelar di Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Acara ini disebut-sebut menjadi momentum penting bagi industri hulu migas nasional.
Pasalnya, event itu untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas produk dalam negeri agar mampu bersaing di pasar global.
Wakil Kepala SKK Migas, Shinta Damayanti mengatakan, SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) terus berupaya meningkatkan kemampuan pemain dalam negeri sehingga produk barang dan jasa yang dihasilkan dapat diserap oleh industri hulu migas nasional maupun internasional.
"Pelaksanaan Pre IOG SCM & NCB Summit 2024 di Batam menjadi penting karena di sini berkumpul penyedia barang dan jasa core (inti) yang langsung mengerjakan berbagai produk barang dan jasa terkait aktivitas hulu migas nasional," kata Shinta lewat keterangan tertulisnya, Jumat (5/7/2024).
Menurutnya, aktivitas industri hulu migas saat ini sedang meningkat dengan telah disetujuinya beberapa proyek strategis hulu migas ke depan.
Beberapa proyek tersebut antara lain KKKS ENI Muara Bakau, KKKS Petronas, dan KKKS INPEX Masela. Proyek pengembangan industri hulu migas saat ini berfokus pada area lepas pantai, yang memerlukan persiapan matang menghadapi tantangan yang berbeda dibandingkan pengembangan di area darat.
"Kombinasi market inteligence dan kolaborasi dapat menghasilkan operasi yang lebih efisien, mengurangi risiko bisnis, dan meningkatkan profitabilitas jangka panjang," kata dia.
Shinta menambahkan, para mitra yang terlibat dalam proyek hulu migas harus memastikan ketersediaan pendanaan yang cukup untuk menghindari kemungkinan keterlambatan dalam pelaksanaan proyek.
Salah satu alternatif pembiayaan adalah pengajuan pinjaman ke lembaga keuangan atau kerjasama dengan mitra investasi melalui kemitraan usaha patungan atau dengan investor swasta.
Dia melanjutkan, proyek offshore cenderung memiliki biaya produksi yang lebih tinggi karena infrastruktur yang rumit, biaya logistik, dan risiko operasional yang lebih besar. Tekanan untuk mengurangi biaya produksi sering menjadi tantangan bagi operator.
"Perlu kerjasama antara pemerintah, industri, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengembangkan solusi yang berkelanjutan. Keterlibatan industri galangan kapal di dalam negeri sangat penting dalam menunjang aktivitas KKKS di sektor migas," kata Shinta.
Sementara itu, Pejabat Gubernur Riau, SF Hariyanto mengatakan, dirinya mengapresiasi atas capaian kinerja SKK Migas dan KKKS, khususnya di Provinsi Riau.
Provinsi Riau adalah penghasil minyak mentah terbesar di Indonesia saat ini, dengan kinerja lifting migas mencapai 180.000 BOPD atau 30 persen dari lifting nasional.
"Saya mengharapkan kita semua tetap fokus dan bersinergi menjalankan program hulu migas tahun 2024 agar memberikan dampak bagi Provinsi Riau melalui dana bagi hasil Migas, participaty interest (PI) 10 persen, dan efek berganda pengembangan masyarakat," kata Hariyanto.
(NIY)