IDXChannel - Konflik geopolitik global yang terus memanas diprediksi berpotensi bakal mengerek harga minyak dunia dalam beberapa waktu ke depan.
Kondisi ini diperparah dengan tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), sehingga membuat harga Bahan Bakar Minyak (BBM) berpotensi meningkat.
Karenanya, menghadapi situasi tersebut, pemerintah diminta untuk terus fokus dalam menggenjot penggunaan kendaraan listrik (electric vehicle/EV), sehingga dapat mereduksi tingkat ketergantungan masyarakat terhadap pasokan BBM.
"Pemerintah perlu mempertimbangkan penggunaan EV sebagai langkah alternatif untuk mengurangi konsumsi BBM di tengah melambungnya harga minyak dunia dan melemahnya rupiah terhadap dollar Amerika. Dengan demikian, subsidi energi bisa ditekan dan mengurangi beban fiskal negara," ujar Kepala Centre of Food, Energy and Sustainable Development (CFESD Indef), Abra Talattof, dalam keterangan resminya.
Menurut Abra, penggunaan EV dengan sendirinya bakal menekan penggunaan BBM yang selama ini terbukti telah menyedot anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). "Saran tersebut bagus untuk pemerintah agar subsidi energi bisa tepat sasaran," tutur Abra.