Nantinya, dikatakan Abra, subsidi energi akan terkompensasi melalui konsumsi listrik melalui penggunaan EV. Solusi ini sangat jarang sekali menjadi diskursus oleh pemerintah, terutama terkait dengan cara mengatasi persoalan ketahanan energi kita dengan secara holistik.
"Bukan hanya bicara BBM tetapi juga bicara di sektor tenaga listrik," ungkap Abra.
Abra manjelaskan, tahun lalu suplai listrik juga sangat cukup bahkan surplus hingga 40 persen, atau setara 6 gigawatt.
"Dengan menggenjot penggunaan kendaraan listrik, maka nantinya ada substitusi, dari sebelumnya konsumsi BBM ke konsumsi listrik," papar Abra.
Dengan cara tersebut, papar Abra, akan ada pengurangan importasi BBM untuk kendaraan yang sangat besar itu. Belum lagi, negara juga bisa mendapatkan keuntungan dari penggunaan listrik yang sampai saat ini masih dalam kondisi surplus.
Abra menambahkan, solusi tersebut sangat patut dipertimbangkan karena penggunaan kendaraan listrik baik sepeda motor maupun mobil dipastikan akan mengurangi BBM.