Pengamat energi Komaidi Notonegoro mengatakan, sebenarnya Indonesia perlu waspada akan harga minyak dunia tersebut.
"Mengingat sebagian dari kebutuhan kita dipenuhi dari impor. Kalau tidak ada penyesuaian harga, pemerintah perlu siap kalau besaran subsidinya naik," ujar Komaidi kepada MNC Portal Indonesia, Kamis (22/6/2022).
Untuk informasi, harga BBM di Indonesia berbeda-beda sesuai dengan penyalurnya. Untuk BBM milik swasta seperti Shell, Vivo dan BP AKR harganya menyesuaikan harga minyak dunia, rata-rata Rp 15.000 hingga Rp 16.000 per liter.
Sedangkan BBM milik Pertamina, harganya ditekan agar bisa mendorong daya beli masyarakat. Misalnya, Pertalite dibanderol Rp 7.650 per liter dan Pertamax Rp 12.500 hingga Rp 13.000 per liter. Harga ini masih di bawah nilai keekonomian di pasaran.
"Kalau harga pasnya berapa, memang tergantung sejumlah variable. Ada produksi dan pajak," ujar Komaidi.
Masing-masing negara memang punya kebijakan penetapan harga yang tidak sama. Namun sebagai acuan, negara tetangga menjual RON 90, atau setara Pertalite, di atas Rp 15.000 per liter.
"Ini biasanya berbeda-beda dalam besaran pajaknya," ungkapnya. (FRI)