IDXChannel - Harga beras dalam negeri terus menunjukkan tren kenaikan sepanjang tahun ini. Per 12 September 2023, beras medium di pedagang eceran dibanderol dengan harga Rp12.570 dan harga beras premium Rp14.230 per kilogram (kg).
Kenaikan harga beras ini banyak dikeluhkan masyarakat, terutama bagi mereka yang hidup dalam kategori pra sejahtera. (Lihat grafik di bawah ini.)
Untuk menekan harga yang kadung naik, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) akan mempercepat penyaluran beras bantuan sebanyak 10 kg ke 21,3 juta masyarakat Indonesia. Hal ini dilakukan guna menekan harga beras di pasaran.
Pemerintah juga melakukan impor beras dari Kamboja sebanyak 250 ribu ton. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan impor ini untuk memastikan bahwa Indonesia memiliki cadangan strategis stok beras mengingat semua negara saat ini tengah dilanda kekeringan akibat dampak El Nino.
"Ini untuk memastikan bahwa kita memiliki cadangan strategis stok. Harus, itu harus. untuk menjaga agar tidak terjadi kenaikan karena memang produksi pasti turun karena El Nino, meskipun juga saya lihat angkanya juga tidak banyak," kata Jokowi di Gudang Bulog Dramaga di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (11/9/2023).
Harga Beras Global Capai Level Tertinggi 15 Tahun
Di tataran global, beras berjangka diperdagangkan sekitar USD16,1 per hitungan berat (hundredweight/CWT), setelah mencapai level tertinggi dalam tiga bulan di USD16,8 per CWT pada 5 September lalu.
Kenaikan ini terutama disebabkan oleh penguatan dolar dan di tengah adanya laporan penundaan pembelian dari beberapa negara menyusul kenaikan harga baru-baru ini.
Diketahui sebelumnya, produsen utama India melarang ekspor beras putih non-basmati pada Juli lalu dalam upaya mengendalikan kenaikan harga dalam negeri dan meningkatkan ketersediaan mengahadapi El Niño.
Sementara itu, Dinas Pertanian Luar Negeri Departemen Pertanian Amerika Serikat (AS) baru-baru ini mengatakan bahwa ekspor beras Thailand pada 2022-2023 diperkirakan mencapai 8,5 juta ton, naik 4 persen dibanding periode sebelumnya yakni 2021-2022. Kenaikan ini karena tingginya permintaan dari negara-negara pengimpor beras.
Sementara menurut data Food Price Index bulanan FAO, yang mengukur harga internasional untuk sejumlah komoditas pangan mengalami penurunan untuk ketujuh kalinya tahun ini di tengah harga beras yang melonjak hampir 10 persen.
Harga beras menyentuh level tertinggi dalam 15 tahun terakhir karena keputusan India untuk membatasi ekspor beras putih non-basmati.
Indeks Harga Pangan sebesar 121,4 poin untuk Agustus dan merupakan penurunan sebesar 2,1 persen dari bulan sebelumnya.
Dalam laporan terbaru FAO, produksi biji-bijian sereal diprediksi akan mencapai 2,82 miliar ton pada periode 2023/2024, setara dengan produksi 2021.
Panen gandum dunia akan menjadi yang terbesar kedua dan biji-bijian pakan ternak akan mencapai total 1,511 miliar ton atau meningkat 2,7 persen lebih besar dibandingkan musim lalu.
Rasio stok terhadap konsumsi biji-bijian sereal diperkirakan akan tetap stabil sepanjang tahun ini. (ADF)