IDXchannel - Kenaikan harga beras akibat penyesuaian harga BBM dapat berimbas pada laju inflasi. Selain itu, bisa merembet ke garis kemiskinan di Indonesia.
Demikian disampaikan Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira Adhinegara.
"Beras punya dampak yang cukup besar terhadap inflasi. Memang periode 5 tahun terakhir, stok beras di dalam negeri mencukupi sehingga gejolak inflasi umum, karena harga beras relatif kecil," ujarnya kepada MNC Portal Indonesia, Selasa (20/9/2022).
"Tapi sekarang kondisi berbeda, ada kenaikan harga BBM, di mana jasa angkutan makin mahal. Maka memengaruhi harga beras di level konsumen. Kemudian biaya input pertanian seperti pupuk juga naik itu punya efek ke inflasi pangan," Bhima menambahkan.
Lebih jauh dia menjelaskan, untuk mengukur seberapa penting beras pada kontribusi inflasi, bisa dilihat dari kontribusi beras ke garis kemiskinan. Sebesar 23% di perdesaan dan 19,3% di perkotaan, tertinggi dibanding komponen lainnya.
Artinya, harga beras naik sedikit, maka inflasi akan naik dan berujung pada penyesuaian garis kemiskinan. "Orang miskin akan bertambah kalau berasnya mahal," pungkas Bhima.
Sebelumnya, Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih membeberkan harga beras kualitas premium di penggilingan mencapai Rp9.901 per kilogram atau naik 2,83%.
Sedangkan beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp9.358 per kilogram atau naik 2,93%. Kemudian harga beras luar kualitas di penggilingan mencapai Rp9.069 per kilogram atau naik 1,84%. (FAY)