IDXChannel - Harga properti di sebagian besar negara diprediksi meningkat selama dua tahun ke depan, karena permintaan yang kuat disertai pasokan yang ketat dan suku bunga yang lebih tinggi.
Menurut jajak pendapat yang dirilis Reuters pada Selasa (5/12/2023), kenaikan harga diperkirakan akan terus berlanjut hingga 2025. Dalam survei tersebut, Reuters bertanya kepada lebih dari 100 ahli strategi pasar perumahan dari 15 November sampai 4 Desember.
"Harga properti saat ini ditopang oleh rendahnya ketersediaan stok," kata Liam Bailey, kepala penelitian di Knight Frank.
Di Amerika Serikat (AS), Inggris, Kanada, Australia, Selandia Baru, Jerman, dan Dubai, harga-harga diperkirakan akan naik antara 1,3% hingga 5% pada 2025. Di India, kenaikan diproyeksikan akan melampaui 7%.
Prospek tersebut merupakan kabar baik bagi para pemilik properti. Nilai rumah mereka tahun ini menghadapi penurunan secara signifikan karena ekspektasi resesi.
Di sisi lain, proyeksi tersebut adalah berita buruk bagi calon pembeli. Keterjangkauan harga rumah maish menjadi masalah pelik bagi banyak orang.
Namun, hal ini juga berarti keterjangkauan harga akan tetap menjadi perhatian, terutama bagi para pembeli pertama yang selama bertahun-tahun telah menunggu untuk naik ke tangga properti.
"Jika Anda melihat biaya konstruksi ditambah biaya tanah, sulit untuk menyediakan perumahan yang terjangkau secara layak. Saya rasa kurangnya perumahan mungkin akan menjadi ciri khas sebagian besar pasar negara maju," tambah Bailey dari Knight Frank.
Rata-rata harga rumah AS terlihat naik 2,7% tahun ini dan1,8% pada 2024. Harga rumah di Australia diperkirakan akan naik 8,0% tahun ini dan 5,0% tahun depan.
Sementara itu, harga rumah di Jerman dan Inggris diperkirakan masing-masing turun 2,8% dan 2,0%, sebelum kemudian masing-masing naik sekitar 2-3% pada 2025.
Pasar perumahan Kanada yang sempat panas, di mana harga melonjak sekitar 50% selama pandemi virus corona, diperkirakan akan stagnan pada 2024 dan kemudian naik 3,3% pada 2025.
Didukung oleh permintaan dari masyarakat berpenghasilan tinggi, harga rumah di India akan melampaui inflasi konsumen dan naik 6,8% tahun ini dan tahun depan. (WHY)