IDXChannel - Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia (BI) menunjukkan harga properti residensial di pasar primer tumbuh terbatas.
Hal ini tercermin dari Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan II-2025 secara tahunan tumbuh sebesar 0,90 persen (year on year/yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan sebesar 1,07 persen (yoy) pada triwulan I-2025.
Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh perlambatan kenaikan harga rumah kecil dan besar, yang masing-masing tumbuh sebesar 1,04 persen (yoy) dan 0,70 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan I-2025 yang masing-masing 1,39 persen (yoy) dan 0,91 persen (yoy).
Sementara itu, harga rumah tipe menengah mengalami peningkatan dari 1,14 persen (yoy) menjadi 1,25 persen (yoy) pada triwulan II-2025.
Secara spasial, dari 18 kota yang disurvei, 14 kota di antaranya mencatat perlambatan pertumbuhan IHPR secara tahunan. Perlambatan terbesar tercatat di Kota Pekanbaru dan Surabaya, masing-masing dari 2,69 persen (yoy) dan 1,05 persen (yoy) pada triwulan I-2025 menjadi 1,67 persen (yoy) dan 0,44 persen (yoy) pada triwulan II-2025.
Sementara itu, pertumbuhan harga rumah di Kota Banjarmasin dan Semarang meningkat, masing-masing dari 2,18 persen (yoy) dan 0,85 persen (yoy) menjadi 2,25 persen (yoy) dan 0,96 persen (yoy) pada triwulan II-2025.
Secara triwulanan, IHPR di pasar primer pada triwulan II-2025 tumbuh sebesar 0,18 persen (qtq), lebih rendah dibandingkan 0,25 persen (qtq) pada triwulan sebelumnya.
Kondisi ini terutama disebabkan oleh perlambatan harga rumah tipe kecil dan besar yang masing-masing melambat dari 0,21 persen (qtq) dan 0,27 persen (qtq) pada triwulan I-2025 menjadi 0,10 persen (qtq) dan 0,08 persen (qtq) pada triwulan II-2025.
Sementara itu, harga rumah tipe menengah tumbuh lebih tinggi sebesar 0,44 persen (qtq) dibandingkan 0,23 persen (qtq) pada triwulan sebelumnya.
(NIA DEVIYANA)