"Bapak (Mendag) mungkin tidak mengerti, atau belum tahu bahwa pupuk subsidi tidak ada untuk perkebunan, itu 0, yang dikasih subsidi hanya tanaman pangan," Gulat menambahkan.
Baca Juga:
Kemudian Gulat juga mengeluhkan, karena mahalnya pupuk kelapa sawit, para petani hanya mampu menyumbang 26 persen dari total ekspor global. Menurut dia, angka tersebut jauh dari harapan.
"Kami hanya bisa menyumbang 26% jauh sekali dari harapan, harusnya paling tidak mencapai 42% sesuai dengan luasnya (luas kebun kelapa sawit). Fakta inilah yang menjadi tolak ukur," tandasnya.
(FAY)