Dia pun menghimbau para petani rajin merawat kebun untuk meningkatkan kualitas perkebunan dan mendorong pemerintah daerah memfasilitasi pembangunan kelembagaan petani sawit swadaya, sehingga dapat bermitra dengan pabrik dalam penyediaan bahan baku.
"Dengan begitu, perbedaan harga TBS antara petani plasma dan swadaya tidak terlalu jauh," jelasnya.
Fluktuasi harga TBS, kata Darto, sangat rentan terjadi di sektor kelapa sawit. Sebab, sawit tergantung pada pasar dan dominan diekspor.
Jika terjadi masalah di arena pasar, maka akan berdampak ke harga TBS. Ini adalah resiko komoditas ekspor. Namun, bagaimanapun, menurut Darto, para petani sudah mengelola sawit luas sehingga harga TBS petani tetap harus dijaga sehingga bisa memberikan kesejahteraan bagi para petani.
"Ini yang mesti dijelaskan kepada para petani sawit oleh pemerintah dengan tidak menjanjikan target harga TBS. Namun pemerintah tetap diminta untuk melakukan stabilitasi pasar sawit dengan mendorong dan mempercepat kelapa sawit berkelanjutan agar sawit Indonesia tetap memiliki prospek positif di level global," ungkapnya.