Di kantor bank BUMN, sejumlah peternak ayam juga membentangkan poster. Mereka berharap aspirasi mereka didengar. Dengan kondisi saat ini (Harga telur anjlok dan harga jagung tinggi), menurut Suryono, para peternak ayam sudah tidak kuat lagi mengangsur pinjaman bank. "Kami ingin ada keringanan. Bisa pemutihan bunga bank atau penundaan cicilan pokok," kata Suryono.
Dalam penyampaian aspirasi tersebut, para peternak juga meminta pemerintah tidak tinggal diam. Aset yang dimiliki para peternak, kata Suryono juga sudah habis digadaikan. "Kalau kondisi ekonomi sudah membaik, tentu cicilan pokok akan kami bayarkan," tambah Suryono. Hal senada disampaikan Ali Gembong, peternak ayam asal Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar.
Soal naiknya harga jagung dan anjloknya harga telur, belum lama ini ada pertemuan dengan dirjen kementrian pusat. Menurut Ali, hasil pertemuan belum mencapai solusi yang riil. Yang disampaikan para pemangku kebijakan masih sebatas janji akan diupayakan. "Hasil pertemuan dengan dirjen juga belum ada hasil yang nyata," kata Ali.
Sementara, setelah menyampaikan aspirasi di kantor perbankan, para peternak membubarkan diri. (TIA)