Ia mengaku tak tahu menahu penyebab pasti kenaikan, karena secara stok memang cukup aman dan mudah didapatkan. Padahal biasanya setelah lebaran di tahun-tahun sebelumnya harga telur ayam justru menurun.
"Untuk pasokan ada terus dari peternak. Namun harganya naik, biasanya harga setelah Lebaran itu turun, tapi ini habis lebaran malah naik. Kalau dulu normal setelah lebaran Rp 23 - 24 ribu per kilogram. Sekarang Rp 27 ribu per kilogram, itu mahal. Pada saat lebaran malah Rp 24 - 25 ribu. Sekarang malah naik, padahal tidak ada momen," paparnya.
Dirinya menduga kenaikan harga telur ayam disebut karena kenaikan pakan ayam ternak yang berpengaruh terhadap harga telur ayam. Kendati demikian, kenaikan harga telur ayam ini tak sampai menurunkan omzet penjualan pembeli.
"Untuk pembeli masih tetap ada, namun banyak pembeli yang kaget harga telur ayam naik. Kalau yang tidak tahu harga naik, bisa tidak jadi beli. Tapi yang sudah tahu tetap membeli karena kebutuhan," pungkasnya.
(SAN)