"Kalau telur ayam ini kan memang kita tahu bahwa kemarin harganya sempat turun drastis, sekarang harganya naik. Kalau turun drastis Kemendag diprotes oleh peternak telur, tapi ketika naik diprotes oleh ibu-ibu. Tetapi, saya tekankan bahwa ongkos peternak telur sekitar Rp19.000-21.000, jadi harga yang wajar itu sekitar Rp 24.000," jelasnya.
Mendag menuturkan, penting bagi masyarakat yang saling membutuhkan untuk peduli satu sama lain, termasuk kepada peternak telur ayam. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada lagi kesenjangan antara peternak telur ayam dengan ibu-ibu pada umumnya.
"Jadi bapak dan ibu kita harus memaklumi bahwa kita ini mesti hidup bersama-sama. Kita juga harus memikirkan peternak telur kita," ucapnya.
Lebih lanjut, Lutfi menjelaskan soal meroketnya bapok cabai. Naiknya harga komoditas ini dipicu oleh faktor cuaca. Seperti diketahui bersama, sejak September hingga November 2021, Indonesia mengalami musim hujan. Hal inilah yang mengakibatkan para petani gagal panen.
"Harga cabai ini sudah naik sekitar 15 persen dikarenakan sekarang ini sudah masuk musim penghujan. Jadi kalau cabai ini lebih kepada masalah siklus cuaca yang biasanya tanah kering dan basah itu mempengaruhi harga cabai. Biasanya itu harganya naik ketika musim hujan, tetapi mudah-mudahan dalam waktu dekat, harga cabai akan kembali normal," terang dia.