"Kemudian, aspek yang berkaitan dengan digitalisasi itu penting, inklusif juga penting. Jakarta besar, tapi pertumbuhan ekonomi Jakarta perlu inklusi, misalnya di Tanah Abang ini juga jadi harus inklusi dan gimana hijaukan (ekonomi) Jakarta,” jelas Perry.
Dia menyebutkan, DKI Jakarta sebagai pusat ekonomi dan keuangan Indonesia memiliki peran penting. Melihat konsumsi rumah tangga Jakarta yang tinggi dalam memengaruhi output secara nasional.
"DKI Jakarta juga memiliki kontribusi terhadap 21% besaran konsumsi rumah tangga di Pulau Jawa. Diikuti Balinusra 7%, Kalimantan 6%, Sumatera 5%, dan Sulampua 4%," terangnya.
Di sektor keuangan, DKI jakarta juga memegang peranan penting, dimana outstanding kredit di DKI Jakarta mencapai 29% dari kredit nasional. Simpanan masyarakat DKI Jakarta mencapai 49% dari total simpanan nasional.
"Sementara itu, di sisi sistem pembayaran, khususnya non-tunai, dari total Rp7,361 triliun transaksi, 40% bersumber dari transaksi di DKI Jakarta," tutupnya. (TYO)