sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Hilirisasi Mineral Jadi Bisnis Andalan Antam (ANTM), Ini Buktinya

Economics editor Cahya Puteri Abdi Rabbi
27/03/2023 14:25 WIB
Perusahaan tambang pelat merah, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) terus berfokus untuk mengembangkan usaha, salah satunya melalui upaya hilirisasi mineral.
Hilirisasi Mineral Jadi Bisnis Andalan Antam (ANTM), Ini Buktinya. (Foto MNC Media)
Hilirisasi Mineral Jadi Bisnis Andalan Antam (ANTM), Ini Buktinya. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Perusahaan tambang pelat merah, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) terus berfokus untuk mengembangkan usaha, salah satunya melalui upaya hilirisasi mineral. Dalam hal ini, perseroan terus melanjutkan penyelesaian proyek pembangunan pabrik feronikel berkapasitas 13.500 TNi per tahun di Halmahera Timur, beserta dengan infrastruktur pendukung pabrik yang telah memasuki fase konstruksi proyek.

Sekretaris Perusahaan ANTM, Syarif Faisal Alkadrie mengungkapkan, sebagai tindak lanjut pelaksanaan perjanjian jual beli tenaga listrik (PJBTL) pasokan listrik pabrik feronikel Halmahera Timur yang ditandatangani bersama PT PLN (Persero), saat ini fase pengadaan listrik berupa Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dan Gas (PLTDG) PT PLN tengah dilaksanakan.

Penyalaan pembangkit listrik tahap pertama telah dimulai pada Desember 2022. Selanjutnya, proses penyalaan pembangkit listrik tahap kedua direncanakan akan dilaksanakan pada semester pertama tahun 2023, yang akan dilanjutkan dengan rangkaian fase comissioning pembangkit dan pabrik feronikel.

“Tahap operasi pabrik pabrik feronikel Halmahera Timur direncanakan akan dimulai pada semester kedua tahun 2023,” kata Syarif dalam keterangan resminya, Jakarta, Senin (27/3/2023).

Di samping itu, sebagai bagian dari implementasi mewujudkan inisiatif pengembangan industri baterai kendaraan listrik berbasis nikel, pada 23 Agustus 2022 lalu perseroan telah menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk meminta persetujuan para pemegang saham atas rencana ANTM melaksanakan aktivitas spin-off sebagian segmen usaha pertambangan nikel di Halmahera Timur, Maluku Utara, kepada entitas usahanya yakni PT Nusa Karya Arindo (NKA) dan PT Sumberdaya Arindo (SDA).

“Perseroan telah menyelesaikan proses spin-off sebagian segmen usaha pertambangan nikel di wilayah Halmahera Timur melalui penandatanganan akta spin-off aktiva dan pasiva sebagian segmen usaha nikel ke dalam PT NKA dan PT SDA,” kata Syarif.

Sementara itu, dalam mendukung pengembangan proyek ekosistem baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV), pada Januari 2023 lalu perseroan bersama Hong Kong CBL Limited (HKCBL) menandatangani perjanjian jual beli saham bersyarat atau conditional share purchase agreement (CSPA) atas sebagian kepemilikan saham ANTM dalam PT Sumberdaya Arindo.

Syarif menyebut, penandatanganan perjanjian itu merupakan awal dari realisasi pelaksanaan proyek pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia, dan sejalan dengan komitmen ANTM dalam mendukung pengembangan proyek tersebut.

Selain itu, ANTM juga menandatangani perjanjian kerja sama atau framework agreement dengan CNGR Hong Kong Material Science & Technology Co. Ltd terkait pembangunan dan pengembangan kawasan industri hilirisasi bijih nikel menjadi bahan baku baterai. Dalam framework agreement tersebut, ANTM melalui anak usahanya yaitu PT Kawasan Industri Antam Timur (PT KIAT) akan membangun dan mengelola kawasan industri di area Izin Usaha Pertambangan ANTM di Poomala, Sulawesi Tenggara.

Sedangkan, CNGR melalui anak usahanya yaitu PT Poomala New Energy Material (PT PNEM) akan mengembangkan fasilitas pengolahan bijih nikel laterit menjadi nickel matte yang merupakan bahan baku kendaraan listrik, dengan menggunakan teknologi oxygen-enriched side-blown furnace (OESBF), dengan kapasitas produksi terpasang sebesar 80.000 ton nikel dalam produk nikel matte.

“Dalam hal pengembangan hilirisasi komoditas bauksit, saat ini perseroan berfokus dalam pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, yang dikembangkan bersama PT Indonesia Asahan Alumunium dengan kapasitas pengolahan sebesar 1 juta ton SGAR per tahun,” terang Syarif.

(YNA)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement