Sehubungan dengan instrumen investasi ini, Direktur Bisnis IFG Pantro Pander Silitonga mengemukakan, pengelolaan investasi bersama berpotensi menciptakan skala investasi yang besar yang dapat menjadi salah satu sumber pendanaan proyek-proyek infrastruktur, yang memiliki long duration, sesuai dengan nature liabilitas dana pensiun dan pada saat bersamaan juga berpotensi memberikan yield investasi yang cukup attractive.
Menurut Robertus Billitea, kehadiran PT Bahana TCW Investment Management akan mengadopsi pendekatan menyeluruh dalam pengelolaan investasi dengan mengkombinasikan metodologi investasi top-down dan bottom-up approach, serta menerapkan strategi investasi berbasis Liability Driven Investment (LDI) yang dapat memitigasi risiko liabilitas sambil mempertahankan kecukupan imbal hasil dalam pengelolaan aset jangka panjang.
“Kami berharap, penandatanganan Nota Kesepahaman Pengelolaan Aset Investasi Dana Pensiun ini menjadi langkah awal yang baik ke depannya untuk pengelolaan investasi dana pensiun yang sehat dan berkelanjutan,” tutup Robertus.
(SAN)