Selain tarif yang lebih rendah dari perkiraan, output global juga ditopang oleh sektor swasta, dolar yang lebih lemah, stimulus fiskal di Eropa dan China, serta lonjakan investasi di sektor kecerdasan buatan (AI).
"Kesimpulannya, tidak seburuk yang kami khawatirkan, tapi lebih buruk dari yang kami perkirakan setahun lalu, dan lebih buruk dari yang seharusnya," ujar Kepala Ekonom IMF, Pierre-Olivier Gourinchas, dilansir Investing, Rabu (15/10/2025).
Adapun Trump kembali memantik ketegangan dagang pada Jumat lalu, dengan mengancam memberlakukan bea masuk 100 persen terhadap barang-barang asal China, di atas tarif rata-rata yang sudah mencapai 55 persen. Hal tersebut merupakan aksi balasan atas pengendalian ekspor mineral langka oleh Beijing.
Namun, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan pembicaraan sedang berlangsung untuk meredakan potensi eskalasi besar perang dagang AS–China.