sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Impor Kedelai Mahal, Pekan Depan Tempe Bakal Hilang di Jabodetabek dan Jabar

Economics editor Advenia Elisabeth/MPI
15/02/2022 16:13 WIB
Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu, Aip Syarifuddin mengatakan, pekan depan jutaan perajin tahu tempe akan melakukan aksi mogok produksi.
Impor Kedelai Mahal, Pekan Depan Tempe Bakal Hilang di Jabodetabek dan Jabar. (Foto: MNC Media)
Impor Kedelai Mahal, Pekan Depan Tempe Bakal Hilang di Jabodetabek dan Jabar. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu (Gakoptindo) Aip Syarifuddin mengatakan, pekan depan jutaan perajin tahu tempe akan melakukan aksi mogok produksi. Hal ini sejalan dengan naiknya harga impor kedelai yang meresahkan. 

"Iya para perajin akan mogok produksi minggu depan. Mulai tanggal 21-23 Februari 2022," kata Aip saat dikonfirmasi MNC Portal Indonesia, Selasa (15/2/2022). 

Aip menuturkan, mogok produksi ini tidak dilakukan secara nasional melainkan hanya beberapa wilayah saja

"Nggak nasional mogoknya. Cuma beberapa wilayah aja. Seperti di DKI Jakarta, Jabodetabek, Jawa Barat," sebutnya. 

Aip menguraikan, pada aksi mogok produksi ini akan melibatkan jutaan perajin. Hal ini disebabkan para perajin rumahan terbebani dengan harga kedelai impor yang melonjak di pasar global.

Dalam sehari, perajin membutuhkan 20kg kedelai. Namun, karena mahalnya harga bahan baku tersebut, jumlah kedelai yang dibeli menurun hingga akhirnya mogok produksi. 

"Perajin rumahan itu sehari beli kedelai itu 20kg. Untuk modal dagang biasanya beli Rp 9.000-10.000/kg. Anggaplah kalau mereka beli di harga Rp 10.000/kg, kemudian di jual dibikin tahu tempe mereka dapet Rp 250.000. Yang Rp 50.000 nya dipakai makan, Rp 200.000nya buat beli kedelai lagi buat besok. Ternyata, besoknya harga kedelai naik. Nggak cukup uang Rp 200.000 itu untuk esok harinya. Karena kedelai naik itu," urai Aip. 

Adapun mogok produksi ini sebenarnya tidak diharapkan oleh Gakoptindo, mengingat Kementerian Perdagangan sudah berupaya menaikkan harga tahu tempe di pasaran. Namun, tetap saja, Aip bilang, aksi ini tetap berjalan. 

"Kami tidak mau sampai ada mogok produksi sebenarnya. Kasihan masyarakat juga. Rencana ini mereka buat sebelum pak Dirjen Kemendag rapat dengan kami. Bebarengan sebenarnya. Kami rapat, kelompok perajin itu juga rapat," kata Aip.

"Barusan tadi pak Dirjen telpon saya. 'Pak Aip jangan jadi mogoknya kan kami sudah dibantu'. Lalu saya bilang ke Pak Dirjen, 'mereka itu ngumpulin orang tidak mudah'. Saya jadi serba salah jadinya. Bukan maunya saya begitu," tuturnya. 

Meski begitu, Aip berujar, dirinya akan tetap berusaha supaya aksi mogok produksi bisa tidak jadi terlaksana demi kepentingan banyak pihak. (TYO)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement