IDXChannel - Setiap tahun impor dan subsidi Liquefied Petroleum Gas (LPG) terus meningkat, kondisi ini menjadi masalah baru bagi pemerintah. Untuk itu, Kementerian ESDM mendorong penggunaan Bio-CNG sebagai pengganti LPG khususnya untuk kalangan industri.
Direktur Bioenergi Kementerian ESDM Andriah Feby Misna mengutarakan, Bio-CNG ini merupakan pemurnian biogas (pure methene) dengan memisahkan komponen karbon dioksida (CO2) dan karbontetraoksida (CO4) serta menghilangkan komponen gas imperitis lainnya untuk menghasilkan gas metan dengan kadar di atas 95%.
"Karakteristik dari biometan ini menyerupai dengan CNG," ujarnya pada webinar Pemanfaatan Biogas untuk Sektor Non-Kelistrikan di Indonesia, dikutip, Sabtu (10/7/2021).
Menurut Feby, sebagai negara penghasil minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan sumber daya alam, Indonesia memiliki potensi besar untuk memanfaatkan limbah CPO, limbah pertanian, dan peternakan menjadi biogas serta biomethane.
"Manfaatnya (Bio-CNG) cukup signifikan karena saat ini Indonesia masih mengimpor LPG dalam jumlah besar serta sumber bahan baku untuk memproduksi Bio CNG cukup beragam," jelasnya.