Menurutnya, proyek ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas perikanan budidaya, mengingat ikan Napoleon memiliki nilai ekonomi tinggi dan menjadi primadona di pasar ekspor.
“Ikan Napoleon dari Kepulauan Riau sangat diminati pasar Hong Kong dan China dengan harga yang kompetitif,” ujarnya.
Dari pihak NIFS Korea Selatan, Kepala Departemen Penelitian Industri Akuakultur, Lee Jeong-yong, menyampaikan saat ini pembangunan fasilitas budidaya di BPBL Batam telah memasuki tahap uji coba.
“Pembangunan fasilitas budidaya ikan Napoleon di BPBL Batam merupakan wujud kerja sama dalam pengembangan teknologi budidaya, sekaligus pengalaman berharga bagi kedua negara,” kata Lee.
(Febrina Ratna Iskana)