Jumlah relationship manager naik menjadi 500 orang, dari sekitar 400 orang pada 2023, dan Moo menyatakan bahwa perekrutan akan kembali dipercepat pada 2026. Bank of Singapore juga mempertimbangkan pengembangan produk keuangan khusus bagi klien dengan aset minimal USD100 juta.
Aset milik individu ultra-kaya melonjak hampir 20 persen dalam tiga kuartal pertama tahun ini, sementara aset yang dikelola oleh perantara keuangan seperti external asset managers meningkat lebih dari 30 persen.
Moo menambahkan bahwa bank juga tengah mengembangkan teknologi alokasi asetnya sendiri untuk memasukkan mata uang lokal dan investasi asuransi dalam perencanaan portofolio, guna mempersonalisasi layanan manajemen kekayaan bagi klien.
"Kantor Hong Kong, kantor terbesar Bank of Singapore di luar negeri, telah mencapai target peningkatan AUM sebesar 50 persen untuk periode 2024 hingga 2026, melampaui jadwal lebih dari satu tahun," kata Moo.
Dubai tetap menjadi prioritas utama bagi bank, dan kini berada di posisi ketiga di antara private bank di kawasan tersebut setelah Julius Baer dan UBS. Moo menyatakan bahwa bank berada di jalur yang tepat untuk mencapai porsi 20 persen AUM di kawasan tersebut pada 2027.
Jika permintaan klien meningkat, bank dapat mempertimbangkan pendirian booking center di Dubai. Saat ini, pusat booking berada di Singapura dan Hong Kong.
Ke depan, Moo mengatakan bahwa bank sedang mencari cara untuk memanfaatkan jaringan OCBC di kawasan, agar bisa membangun layanan private banking yang lebih terintegrasi.
OCBC merupakan bank terbesar kedua di Asia Tenggara berdasarkan aset, dengan pasar utama di China Raya, Malaysia, dan Indonesia. Data LSEG menunjukkan OCBC juga memiliki 88,2 persen saham di perusahaan asuransi Great Eastern Holdings.
(NIA DEVIYANA)