sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Ini Respons Purbaya Soal Kasus Beras Impor Ilegal 250 Ton di Sabang

Economics editor Binti Mufarida
27/11/2025 22:31 WIB
Purbaya pun memastikan akan memeriksa Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), sehingga ratusan ton beras ilegal itu bisa masuk ke Indonesia.
Ini Respons Purbaya Soal Kasus Beras Impor Ilegal 250 Ton di Sabang (FOTO:iNews Media Group)
Ini Respons Purbaya Soal Kasus Beras Impor Ilegal 250 Ton di Sabang (FOTO:iNews Media Group)

IDXChannel - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa ikut merespons kasus masuknya 250 ton beras impor ilegal ke Indonesia melalui Sabang, Provinsi Aceh. Beras ilegal itu diduga kuat berasal dari Thailand dan Vietnam. 

Purbaya pun memastikan akan memeriksa Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), sehingga ratusan ton beras ilegal itu bisa masuk ke Indonesia. Pasalnya, Presiden Prabowo Subianto mewanti-wanti tidak melakukan impor beras mengingat pasokan cukup. Serta tidak sejalan dengan perintah Presiden Prabowo dalam rangka swasembada pangan.

"Nanti kita lihat apakah impor itu masuk lewat mana. Karena kalau ilegal ketahuan, nanti saya periksa anak buah saya. Siapa yang, lewat mana, masuknya lewat mana, dan kenapa bisa lolos. Tapi saya akan cek lagi. Saya belum tahu data persisnya," ujar Purbaya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (27/11/2025).

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengungkap masuknya beras impor ilegal sebanyak 250 ton yang berasal dari Thailand masuk ke wilayah Indonesia melalui Sabang, Aceh. 

"Kami terima laporan tadi sekitar jam dua, bahwasanya ada beras masuk di Sabang. Itu 250 ton tanpa izin dari pusat, tanpa persetujuan pusat," kata Amran dalam konferensi pers di Kalibata 10, Jakarta Selatan, pada Minggu (23/11/2025) sore.

Pihaknya pun langsung segera melakukan koordinasi dan memastikan beras tersebut disegel serta tidak beredar ke masyarakat.  Setelah melakukan pengusutan, Amran menemukan adanya kejagalan terkait izin dari impor beras ilegal ini. Di mana, rapat terkait impor beras ini sebelumnya sempat dibahas pada tanggal 14 November lalu di Jakarta. 

"Kami tanya Dirjen, kami tanya Deputi, Bapanas, 'apakah Anda menyetujui?' Ternyata dalam risalahnya menolak, tapi tetap dilakukan," kata dia. "Yang kedua, rapatnya tanggal 14 di Jakarta, tetapi izinnya dari Thailand sudah keluar. Berarti ini sudah direncanakan," ujar Amran.

Dia pun mengungkap dugaan impor ini berasal dari Thailand dan Vietnam. Sebab, harga beras dari dua negara tersebut cukup murah dibandingkan Indonesia. "Iya, memang murah karena Indonesia tidak mengimpor beras," ujarnya. 

Pada kesempatan itu, Amran mengatakan bahwa beras ilegal tersebut ditemukan di gudang milik PT Multazam Sabang Group (MSG). Amran mengungkap alasan yang diduga digunakan pelaku sebagai dasar tindakan mereka. "Jadi, ada alasannya. Itu daerah zona bebas perdagangan, free trade zone. Tetapi itu harus dibaca dengan utuh, harus sesuai dengan kebijakan pusat," tuturnya.

Amran pun menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang bekerja sama dan bergerak cepat dalam menyelesaikan masalah ini. "Kami ucapkan terima kasih pada tim bergerak cepat dan menyegel, tidak mengeluarkan beras yang masuk ke Indonesia, ke Sabang," kata Amran.


(kunthi fahmar sandy)

Advertisement
Advertisement