"Lalu SDM-nya juga belum mencukupi untuk masuk ke dalam industri 4.0," katanya.
Hal ini tampak dari ketimpangan digital yang masih tinggi dalam skill dan penggunaan produk digital. Selain itu, dia mencatat bahwa inovasi Indonesia berada di posisi ke-4 terburuk se-ASEAN.
ICOR Indonesia masih berada di angka 6.7, karena modal yang masuk ke Indonesia semakin tidak efisien dalam menghasilkan pertumbuhan ekonomi. Ongkos inovasi juga semakin mahal.
Dia mencontohkan China dan Vietnam sebagai negara yang berhasil menjadikan dana R&D sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi.
"Jumlah peneliti di Indonesia masih sangat rendah, hanya 216 dari 1 juta penduduk," ujarnya.