Selanjutnya, Putu menjelaskan mengenai pertumbuhan agro industri. Adapun selama 2022 pertumbuhannya mencapai 3,78%. Sementara kontribusi industri agro mencapai 50,34% kepada produk domestik bruto (PDB) non-migas tahun lalu.
"Jadi kalau kita bicara industri non-migas itu kontribusi agro lebih dari setengah bagiannya, jadi 50,34%, industri agro yang terbesar. Setelahnya ada industri permesinan, itu sekitar 17%, (industri) juga sekitar itu 15 sampai 16 (persen), kemudian setelahnya industri kecil dan menengah, tapi yang paling besar industrinya adalah industri agro," paparnya.
Di sisi lain Putu melihat kinerja positif ini sebagai kesempatan untuk potensi investasi yang besar, baik dalam negeri maupun luar negeri.
Pasalnya, penanaman modal asing (PMA) tercatat mencapai USD4,35 miliar. Maka dari itu, masih terbuka luas untuk industri ini berkembang. (NIA)