sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

India Berpeluang Salip China Jadi Mitra Dagang Utama Indonesia

Economics editor Viola Triamanda/MPI
11/12/2022 11:50 WIB
China dan India merupakan tujuan ekspor utama Indonesia untuk komoditas bahan bakar mineral, seperti batu bara, minyak nabati seperti CPO dan turunannya.
India Berpeluang Salip China Jadi Mitra Dagang Utama Indonesia. (Foto: MNC Media)
India Berpeluang Salip China Jadi Mitra Dagang Utama Indonesia. (Foto: MNC Media)

"Kedua yaitu seiring dengan pertumbuhan pada sektor industri, keterlibatan dalam global value chain (GVC) juga akan semakin besar. Ini akan menambah peluang Indonesia meningkatkan ekspor ke India untuk bahan baku industri, seperti besi, baja, biji aluminium dan juga nikel," tambahnya.

Selain itu, meningkatnya konsumsi dalam negeri mereka akan mendorong adanya peningkatan jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk industri makanan dan minuman.  Dalam hal ini, Indonesia dapat meningkatkan ekspor CPO atau crude palm oil sebagai bahan baku utama industri makanan minuman mereka.

Saat ini, perekonomian India ditopang kuat oleh sektor jasa, terutama teknologi digital. Tumbuhnya perekonomian mengharuskan keterlibatan yang lebih tinggi dalam GVC, terutama pada sektor manufaktur berteknologi tinggi.

Namun, ada beberapa komoditas ekspor Indonesia yang hanya unggul di India, seperti alkohol, fenol, fenol-alkohol, halogenasi, karet alam, serta pupuk.

Sedangkan produk ekspor Indonesia yang hanya unggul di China termasuk di dalamnya briket, lignit dan gambut dan biji aluminium; semen; gas alam dan produk kertas. 

Walaupun begitu, China masih akan menjadi mitra dagang utama Indonesia, walaupun mereka sedang mengalami pelambatan ekonomi.

Perlambatan ekonomi China hanya akan berlangsung dalam jangka pendek. Setelah Pemerintah China melonggarkan kebijakan Covid-19, maka perekonomiannya akan kembali pulih.

Penyebab selanjutnya yaitu perdagangan Indonesia dan China akan semakin intens dengan adanya Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Blok perdagangan ini memungkinkan negara anggotanya, termasuk Indonesia dan China, untuk melakukan perdagangan barang, jasa, dan investasi dengan tarif yang rendah dan prosedur perdagangan yang sederhana.

“Diversifikasi merupakan langkah yang baik untuk meminimalkan dampak kondisi ekonomi negara lain terhadap Indonesia,” pungkasnya.

(FRI)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement