IDXChannel - Pemerintah Indonesia selangkah lebih maju dalam upaya mewujudkan pengembangan industri baterai kendaraan listrik atau EV Battery dengan meresmikan pembentukan Indonesia Battery Corporation. Indonesia sendiri ingin menjadi salah satu global player di sektor bisnis baterai industri listrik.
Hal ini sejalan dengan persiapan dan antisipasi perkembangan industri global pasca pandemi Covid-19. Sebab, model bisnis di seluruh dunia diyakini akan banyak berubah setelah adanya pandemi.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, Indonesia Battery Corporation merupakan gabungan dari empat perusahaan BUMN, yaitu PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum (Mind ID), PT Aneka Tambang Tbk (Antam), PT Pertamina (Persero), dan PT PLN (Persero).
“Tentu kita ingin jadi global player juga, dengan apa? Yaitu dengan alih teknologi dan penguasaan pasar ke depannya sehingga kita tidak jadi market saja, dan tentu yang terpenting ini yang selalu kita ingatkan bahwa pasca Covid ini bisnis akan berubah. Yang kita harus antisipasi apakah tadi Pertamina sendiri, PLN sendiri atau unit usaha BUMN itu sendiri,” tegasnya dalam program Market Opening IDX Channel, Selasa (30/3/2021).
Sementara itu, Erick mengakui bahwa pengembangan industri baterai listrik sangat memerlukan biaya besar. Namun demikian, Indonesia baterai listrik telah berhasil menggandeng dua perusahaan besar baterai listrik dunia yakni CATL dan LG Chem dengan nilai investasi masing-masing USD5 miliar, dan USD13 hingga USD17 miliar. Dan Erick menargetkan kapasitas produksi baterai dapat mencapai 140 gigawatt hour pada tahun 2030 mendatang. (TYO)