IDXChannel - Indonesia mendorong negara-negara ASEAN untuk memformalisasi Pertambangan Rakyat dan Pertambangan Kecil atau Artisanal and Small-Scale Mining (ASM) karena menjadi salah satu hambatan untuk mewujudkan pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Pusat Pengujian Mineral dan Batu Bara (tekMIRA) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yose Rizal, saat menutup ASEAN-IGF Workshop on Formalization of Artisanal and Small-Scale Mining di Bali.
"Formalisasi adalah proses untuk menciptakan sektor kompetitif yang menghasilkan pembangunan, keadilan sosial dan kesejahteraan, mengurangi kemiskinan dan keadilan mendistribusikan sumber daya. Jadi kita harus memastikan untuk memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif," ujarnya dikutip dari siaran pers, Rabu (1/5/2024).
Yose menambahkan, setiap negara ASEAN sudah memiliki regulasi dan kebijakan terkait ASM serta tantangan-tantangan yang dihadapinya dalam mengimplementasikan formalitasnya, seperti kemiskinan dan budaya, pengaruh politik dalam formalisasi, masalah pekerja anak, kurangnya pengelolaan lingkungan hidup dan kesulitan untuk memantau dan melacak aktivitas ASM dengan baik, khususnya di daerah terpencil.
"Agar berhasil, proses ini harus mengatasi hambatan-hambatan utama yang terkait dengannya sektor ini, sekaligus mendukung dan memberikan insentif kepada para penambang untuk menjadi formal," jelas Yose.
Selanjutnya, Yose mengungkapkan, kunci untuk memformalkan ASM adalah dengan menerapkan beberapa langkah penting yakni dengan mengembangkan kerangka hukum yang kondusif, komprehensif, dan terintegrasi.