Dia menambahkan, kemitraan dengan petani yang dilakukan oleh tim GMIT termasuk memberikan pendampingan selama masa tanam dan panen agar bisa menghasilkan edamame yang berkualitas. "Kemudian GMIT membelinya dari petani dan memasarkan produk tersebut baik untuk pasar ekspor dan domestik,” ujar Erwan dalam keterangan tertulis, Senin (17/5/2021).
Saat ini kapasitas produksi pabrik GMIT mencapai 6.000 ton per tahun, dengan Jepang sebagai tujuan ekspor utama. Sebab, pasar edamame beku di Jepang telah berkembang dengan baik. Selain itu, ANJ juga berencana melakukan ekspansi pasar ke AS dan Kanada.
Sementara itu, COO Asia Foods Group, Lin Chu Hong (Koji) mengatakan, Indonesia memiliki iklim tropis yang sangat cocok untuk budidaya edamame. Pihaknya bangga dapat berinvestasi dan berbisnis di Indonesia serta berkolaborasi dengan ANJ melalui GMIT untuk mencapai impian bersama.
"Saya sangat yakin melalui pengalaman serta jaringan klien di beberapa negara, kami mampu membawa GMIT ke tingkat yang lebih tinggi dalam model bisnis pertanian yang berkelanjutan, serta mendorong kami untuk memimpin industri ini di masa depan," ucap Koji.
Dalam kerja sama dengan ANJ, Asia Foods Group berbagi pengetahuan teknis, termasuk dalam pendirian pabrik pembekuan edamame dan ekspansi pasar di wilayah Asia Pasifik.