IDXChannel - Indonesia kembali siap menggelar Indonesia International Sustainability Forum (ISF 2025), meneguhkan komitmen dan upaya pemerintah Indonesia dalam mendorong kolaborasi global dan mempercepat langkah transisi menuju ekonomi hijau, inklusif dan berkelanjutan
Dikutip dari keterangan pers Kamis (14/8/2025), tahun ini, ISF diselenggarakan oleh Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Kemenko Infra), serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.
Dalam dua tahun pelaksanaannya, ISF telah memfasilitasi ruang dialog strategis antara para tokoh terkemuka dunia, termasuk Perdana Menteri Papua Nugini, Presiden Bank Dunia Ajay Banga, Managing Director IMF Kristalina Georgieva, hingga Founder Systemiq Jeremy Oppenheim.
Dengan ribuan peserta yang hadir setiap tahunnya, ISF mengukuhkan Indonesia sebagai pemegang peranan penting di kawasan dan dunia, serta mitra strategis investasi berkelanjutan dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Pembangunan Manusia, Kebudayaan, dan Pembangunan Berkelanjutan Kadin Indonesia Shinta Kamdani berkomitmen menjadi mitra strategis pemerintah dalam mendorong investasi hijau dan biru.
"Dengan potensi green investment Indonesia yang diproyeksikan melampaui USD 200 miliar hingga 2030, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci. ISF sebagai country-led initiative adalah platform strategis untuk menjembatani pelaku usaha, investor, dan pemangku kepentingan dalam realisasi proyek - proyek transformasional. Mulai dari transisi energi hingga pengembangan ekonomi biru. Ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, penciptaan
lapangan kerja hijau, penguatan daya saing daerah, serta mengukuhkan posisi Indonesia dalam transisi ekonomi rendah karbon," tutur dia.
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Nurul Ichwan pun menekankan peran strategis ISF 2025 dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi investasi global yang membuka lapangan kerja berkelanjutan serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
“Penyelenggaraan ISF 2025 ini sejalan dengan target pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Indonesia Vision 2045. Forum ini mengukuhkan Indonesia sebagai hub investasi berkelanjutan di kawasan, dan kami ingin memastikan bahwa setiap investasi yang masuk tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga memberi nilai tambah bagi lingkungan dan masyarakat,” kata Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Nurul Ichwan.
ISF 2025 akan dilaksanakan pada 10 – 11 Oktober 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), Jakarta. Memasuki tahun ketiga pelaksanaan, ISF 2025 mengusung tema “Investing for a Resilient, Sustainable, and Prosperous World”, dan mengangkat sepuluh isu utama pembangunan berkelanjutan, mulai dari ketahanan pangan dan air, transportasi berkelanjutan, bioenergi, hilirisasi mineral berkelanjutan, hingga penguatan SDM di era
kecerdasan buatan.
Adapun ISF 2025 bertujuan untuk mempertemukan key actors dari dalam dan luar negeri. Kegiatan akan dikemas dalam bentuk diskusi pleno, dialog tematik, sesi roundtable, dan pameran proyek Investment Project Ready to Offer (IPRO) yang
mengedepankan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dari Indonesia.
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar Kementerian Koordinator
Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Kemenko Infra) Rachmat
Kaimuddin menyatakan kesiapan pemerintah untuk mempercepat pengembangan infrastruktur berkelanjutan sebagai landasan untuk transisi ekonomi yang berkelanjutan,
sejalan dengan peluncuran ISF.
Indonesia mengumumkan peluncuran Indonesia International Sustainability Forum 2025, sebuah acara unggulan untuk pertumbuhan berkelanjutan dengan fokus pada negara-negara berkembang.
"Mengandalkan pengalamannya dalam upaya penanganan isu-isu global termasuk krisis iklim, serta penyelenggaraan pertemuan global berskala besar termasuk Pertemuan Tahunan Bank Dunia tahun 2018, G20 tahun 2022, dan KTT ASEAN tahun 2023. Indonesia bermaksud untuk menjembatani kesenjangan pemahaman antara Negara Global North dan Global South. ISF akan membawa diskusi lebih dekat ke kawasan di mana tantangan paling mendesak, dengan menawarkan solusi yang disesuaikan dengan realita lokal dan terinspirasi oleh perjalanan Indonesia menuju masa depan yang berkelanjutan,” ujar Rachmat.
ISF 2025 ditargetkan menghasilkan sejumlah capaian konkret. Seperti penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara pemerintah dan pelaku usaha, peluncuran inisiatif - koalisi keberlanjutan dengan rencana aksi nyata, serta penerbitan publikasi yang memperkuat agenda ekonomi berkelanjutan di negara-negara Global South.
Forum ini juga akan menjadi ajang interaksi lebih dari 100 pelaku usaha nasional dan internasional yang siap menjajaki peluang investasi dan kolaborasi lintas sektor.
ISF 2025 bertujuan memperkuat posisi Indonesia di panggung global sebagai negara yang berkomitmen membangun fondasi ekonomi berkelanjutan melalui kebijakan yang konsisten, insentif yang kompetitif, serta kesiapan infrastruktur pendukung.
Pendaftaran ISF 2025 telah dibuka sejak 4 Agustus dan akan ditutup pada 30 September
2025.
(kunthi fahmar sandy)