sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Indonesia Potong Insentif Pajak untuk Redam Investasi Nikel Kualitas Rendah

Economics editor Wahyu Dwi Anggoro
05/05/2023 08:56 WIB
Indonesia memotong insentif pajak untuk mengerem investasi pada produk nikel berkualitas rendah.
Indonesia Potong Insentif Pajak untuk Redam Investasi Nikel Kualitas Rendah. (Foto: MNC Media)
Indonesia Potong Insentif Pajak untuk Redam Investasi Nikel Kualitas Rendah. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Indonesia memotong insentif pajak untuk mengerem investasi pada produk nikel berkualitas rendah. Indonesia ingin mendapat sebanyak mungkin manfaat dari sumber daya nikel yang dimilikinya dan mendorong investasi hilir lebih lanjut.

Dilansir dari Reuters, hal itu diungkap Menteri Investasi Bahlil Lahadalia saat diwawancarai kantor berita tersebut pada Rabu.

Pemerintah menargetkan investasi sekitar USD95 miliar tahun ini dan akan terus fokus pada industri pemrosesan sumber daya alam. Indonesia ingin memprioritaskan cadangan nikelnya untuk produk bernilai tinggi baterai kendaraan listrik.

Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia.

Sejak pelarangan ekspor bijih nikel pada 2020, Indonesia mencatat lonjakan investasi smelter. Namun, sebagian besar hasilnya adalah feronikel atau nickel pig iron (NPI), yang digunakan sebagai bahan baku baja tahan karat, yang biasanya hanya mengandung 30-40% nikel.

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah tidak akan lagi memberikan tax holiday untuk investasi ke NPI.

“Hilirisasi setidaknya harus mencapai 60-70% kandungan nikel dan tidak hanya untuk produk antara,” kata Bahlil dalam wawancara dengan Reuters.

"Investasi NPI bisa break even dalam empat sampai lima tahun, kenapa kita berikan tax holiday 10 tahun? Itu tidak adil," tambahnya.

Dalam wawancara itu, Bahlil menolak berkomentar mengenai diskusi yang dilakukan Indonesia dengan Tesla asal Amerika  Serikat (AS) dan BYD dari China.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement