Tidak hanya meningkat di pasar domestik, permintaan ACP SEVEN juga tumbuh secara global sejalan dengan tren desain modern yang mengutamakan nilai estetika, efisiensi, serta ketahanan material. Hal ini menempatkan ACP SEVEN sebagai salah satu produk hilir aluminium yang berpotensi berkontribusi kuat pada perekonomian nasional di masa mendatang.
Tantangan & Ketidakpastian yang Perlu Diantisipasi
Meski peluang besar terbuka, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Fluktuasi harga bahan baku dan aluminium global bisa mempengaruhi profitabilitas.
2. Persaingan global: banyak negara memperkuat kapasitas aluminium mereka, sehingga Indonesia harus menjaga efisiensi produksi dan kualitas agar tetap kompetitif.
3. Kebutuhan investasi besar untuk hilirisasi dan pembangunan infrastruktur smelter/alumina mengharuskan pemerintah dan pelaku industri bersinergi agar proyek berjalan lancar.
Dengan meningkatnya permintaan global dari sektor otomotif, energi terbarukan, hingga konstruksi serta upaya nyata memperkuat kapasitas produksi dan hilirisasi, industri aluminium Indonesia berada di jalur yang tepat untuk menuai keuntungan besar di 2026 dan seterusnya. Jika pelaku industri dan pemerintah dapat menjaga efisiensi, kualitas, dan kelancaran suplai, logam ringan ini bisa menjadi salah satu pilar ekonomi strategis bagi Indonesia di era industri modern dan hijau.
(Shifa Nurhaliza Putri)