IDXChannel - Meredanya pandemik COVID-19 membuat ekonomi China kembali menggeliat. Indikasinya, meningkatnya produktivitas di sektor industri baja.
Industri baja sendiri ikut menopang operasional dari industri otomotif. Kondisi ini perlu menjadi perhatian serius bagi pelaku usaha baja lokal dan pemerintah dalam menghadapi serbuan baja impor.
Dampak COVID-19 sendiri melanda seluruh dunia, khususnya di sektor manufaktur. China sebagai negara penghasil baja terbesar dunia pun sempat mengalami penurunan produktivitas.
Menurunnya impor baja China ke Indonesia juga tidak terlepas dari upaya pengendalian importasi oleh pemerintah Indonesia.
“Penurunan impor ini diyakini berkontribusi kepada surplus neraca perdagangan Indonesia, namun surplus perlu dipertahankan ke depan dengan menjaga keseimbangan supply demand baja nasional untuk menarik investasi. Yang harus dipastikan dengan rata-rata peningkatan kebutuhan nasional 5% per tahun, pasar mampu memenuhinya dengan prioritas berasal dari industri dalam negeri," kata Taufiek Bawazier, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika/ ILMATE, Kementerian Perindustrian dalam webinar Rabu (3/3/2021).