sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Inflasi 2023 Turun Signifikan, Ini yang Jadi Faktor Kunci

Economics editor Taufan Sukma/IDX Channel
04/01/2024 10:29 WIB
inflasi inflasi Desember 2023 tercatat hanya mencapai 0,41 persen dibanding November 2023.
Inflasi 2023 Turun Signifikan, Ini yang Jadi Faktor Kunci (foto; mnc media)
Inflasi 2023 Turun Signifikan, Ini yang Jadi Faktor Kunci (foto; mnc media)

IDXChannel - Pemerintah berhasil menekan laju inflasi secara nasional menjadi 2,61 persen di sepanjang 2023 lalu.

Nilai tersebut turun signifikan dibanding posisi inflasi nasional pada 2022 yang masih berada di level 5,51 persen.

Pemerintah menilai hal tersebut tak lepas dari keberhasilan dalam menjaga ketersediaan bahan pangan pokok, sehingga kondisi supply di pasar dapat tetap terjaga.

"Inflasi tahun ini bagus banget. Supplynya kalau sudah berlebih, pasti turun. Ini kan soal (menjaga) supply dan demand saja. (Harga) Beras sudah turun karena sudah (musim) panen. Ada beberapa daerah yang sudah panen padi kan. Sehingga supplynya banyak, jadi harganya pasti tidak naik," ujar Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, di Jakarta, Kamis (4/1/2023).

Kemampuan menjaga ketersediaan supply tersebut juga dibuktikan Zulkifli lewat rendahnya posisi inflasi pada Desember 2023, di tengah tingginya permintaan pasar, seiring momen Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Sebagaimana dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi inflasi Desember 2023 tercatat hanya mencapai 0,41 persen dibanding November 2023.

"Sungguh kita bersyukur bahwa dalam menghandle Nataru tahun ini, pemerintah berhasil menghandle sehingga inflasi Desember untuk menghadapi Nataru terendah selama beberapa tahun terakhir, hanya 0,41. Artinya Natal Tahun Baru, kita sukses meng-handle harga," tutur Zulkifli.

Keberhasilan tersebut, ditekankan Zulkifli, bukan hanya semata-mata hasil kerja Kementerian Perdagangan (Kemendag) saja, melainkan juga lembaga-lembaga pemerintah lain, seperti Badan Pangan Nasional (Bapanas), Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pertanian, hingga Kementerian Koordinasi (Kemenko) Perekonomian dan juga Presiden yang terus berkoordinasi untuk hasil kinerja yang lebih maksimal.

Meski di sebagian wilayah terjadi lonjakan harga sejumlah bahan pokok dalam periode tertentu, namun Zulkifli memastikan hal tersebut masih dalam batas wajar, mengingat ada perubahan cuaca yang berakibat pada turunnya produksi.

Terjaganya harga bahan pokok, dikatakan Zulkifli, juga berlanjut pada awal tahun baru. Seperti harga ayam potong di Pasar Palmerah ukuran 900 gram sampai 1,4 kilogram yang dijual dengan harga Rp33 ribu.

Lalu harga telur ayam sebesar Rp27 ribu per kg, dijual sedikit di bawah harga acuan pemerintah yakni Rp28 ribu per kg. Harga cabai keriting merah yang sudah mulai turun dibandingkan 3 minggu lalu dari Rp120 ribu menjadi Rp70 ribu hingga Rp80 ribu per kg.

"Tapi di beberapa daerah di Jawa itu sudah Rp40 ribu. Sumatera juga murah sekali, karena Aceh sudah panen raya. Cabe di tingkat petani Rp15 ribu, itu rugi ya. Di Aceh cabai Rp25 ribu," ungkap Zulkifli.

Zulkifli juga memastikan bahwa harga beras cenderung stabil. Meski masih berada di level tinggi, namun tren kenaikan harga sudah tidak lagi terjadi.

"Sudah tidak naik lagi. Bawang Saya kira juga stabil. Di awal 2024 ini harga-harga sembako, inflasi, bisa dikendalikan dengan baik. Kita cek langsung," papar Zulkifli.

BPS menyebut terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 113,59 pada Desember 2022 menjadi 116,56 pada Desember 2023.

Komoditas yang memberikan andil inflasi kelompok tersebut adalah beras dengan andil inflasi sebesar 0,53 persen. Komoditas penyumbang utama lainnya ialah cabai merah dengan andil inflasi sebesar 0,24 persen, rokok kretek filter 0,17 persen, cabai rawit sebesar 0,10 persen, dan bawang putih dengan andil inflasi 0,08 persen. (TSA)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement