Menurut Jean Boivin dari BlackRock Investment Institute, hal ini dapat terjadi karena kenaikan suku bunga yang agresif sehingga dapat melawan inflasi yang bisa melumpuhkan aktivitas ekonomi yang sebelumnya belum pulih.
"Jelas ada beberapa ketidak pastian seputar fungsi reaksi pasar energi global terhadap invasi," kata Brusuelas dari RSM, Sebuah perusahaan konsultan.
Dia mengatakan perang skala penuh di Eropa akan mengirim harga minyak Brent BRN00, 0.17 persen dan BRNJ22, 0.24 persen menjadi sekitar USD 110 per barel, atau sekitar 14 persen di atas posisi.
"Di bawah skenario alternatif, minyak bahkan bisa naik hingga 40 persen, yang pada gilirannya akan mendorong CPI lebih jauh di atas 10 persen," Kata Austin, Texas- ekonom berbasis mengatakan kepada MarketWatch.
“Itu tergantung pada beratnya sanksi dan apa yang terjadi di lapangan. Ada berbagai macam variabel di sini yang tidak dapat anda ukur atau tentukan sebelumnya,” katanya.